Mengapa mereka tetap saja memberi kita semua judul-judul basi ini, sementara sudah begitu banyak pemain yang mengeluh mengenainya? Apakah mereka benar-benar percaya bahwa ini adalah cara untuk memamerkan kebebasan mereka atau sejenisnya? Bagaimanapun, hari ini kami berurusan dengan salah satu game yang bukan saja hanya tidak menghibur, tapi bahkan sangat membuat depresi.

Pertama-tama, Small Town Terrors: Livingston memiliki karya gambar di bawah standar, yaitu yang tampak realistis, dengan gambar yang terlihat agak kotor dan tidak menyenangkan. Kedua, grafis intinya hadir dengan tiga warna utama: merah, hijau, biru. Jujur saja, sangat menyedihkan untuk harus memainkan seluruh permainan dengan grafis dan dalam suasana di mana seluruh dunianya ditutupi hanya oleh antara warna merah, hijau atau biru. Ini tidak bisa tidak membuat pemainnya merasa seperti ingin segera berlari keluar untuk mencari udara segar.

Jenis karya gambar ini membuat adegan objek tersembunyinya menjadi sangat mengesalkan karena hampir tidak ada kekontrasan sama sekali dan item-item yang tersembunyinya terlalu kecil. Anda diminta untuk memberi perhatian penuh dan sangat bersabar untuk dapat menemukan semua item dengan penalti minimal untuk klik acak. Namun, teka-tekinya memberi tingkat kesulitan yang baik dan memiliki gaya baru dalam pemberian tugas klasik. Sistem hintnya juga bekerja dengan baik, memberikan Anda sejumlah hint yang banyak dan terisi ulang cukup cepat.

Namun demikian, Small Town Terrors: Livingston masih penuh dengan kontra, misalnya, musiknya sangat buruk dan repetitif. Karena peta yang tidak interaktif, Anda harus melakukan cukup banyak perjalanan bolak-balik.

Secara keseluruhan, judul ini masih jauh dari yang terbaik. Jika Anda mengalamai kelelahan mata, Anda sebaiknya jangan memainkan game ini.