Permainan dengan titel megah macam Epic Adventures: Cursed Onboard, sebagai contoh, jarang berhubungan dengan kualitas bagus. Ketakutan kami terbukti cukup beralasan. Urchin Games, pengembang permainan baru ini, berjanji memberikan kami jalan cerita masif dan jalan permainan menyenangkan tapi sebagai hasilnya mereka tak mampu memenuhi satupun janji-janji ini. Menit pertama Epic Adventures: Cursed Onboard merupakan suatu ukuran janji. Anda ditaruh di tengah hutan Amazon Besar untuk mengungkap rahasia hilangnya sebuah kapal di tahun 1970an. Plot, grafis, dan gambar aneh perdana tentang boneka anak kecil menjanjikammu sebuah pengalaman obyek tersembunyi yang baik. Sayangnya, yang akan kau temukan hanyalah tumpukan adegan obyek tersembunyi yang berulang dan terkoneksi secara buruk antara satu dan lainnya. Tidak heran setelah sejumlah puzzle obyek tersembunyi yang tidak menginspirasi, tantangan permainan turun drastis ke angka nol.          Yang paling buruk tentang Epic Adventures: Cursed Onboard adalah terlalu banyak langkah balik. Anda akan merasa frustasi ketika diminta untuk mengeksplorasi latar obyek tersembunyi yang sama untuk kesekian kali. Walaupun karya seni 3D-nya tidak buruk pengembangnya membuat semua item praktis sulit dikenali. Kadang kala, semua permasalahan ini dilembutkan dengan akting suara protagonis yang menyenangkan tapi tentunya itu tidak cukup untuk menyelamatkan permainan ini dari kejatuhan absolut. Tidak ada titel dari “petualangan epik” dan diklaim untuk menegangkan dapat memiliki kombinasi cerita usang, tanpa persiapan dan jalan permainan yang menyebalkan. Sayangnya, fakta ini membuat kami membuang permainan baru ini dalam kotak berdebu di dalam kategori permainan obyek tersembunyi yang mengecewakan.